Thursday, April 12, 2012

Kebisingan (Noise)

Kebisingan

Dalam kesehatan kerja bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran, baik secara kuantitatif   maupun secara kualitatif   berkaitan dengan faktor intensitas, frekwensi, durasi dan pola waktu.

Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki”, misalnya yang menghalangi terdengarnya suara-suara, musik dan lainnya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi lifestyle. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Dan akibat paling parah dari kebisingan adalah ketulian.


Gangguan Pendengaran
Adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.

Nilai Ambang Batas Kebisingan untuk sebagian besar Negara bila bekerja selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dB. Apabila paparan yang diterima oleh karyawan sama atau lebih besar dari 85dB maka harus dilakukan hirarki pengontrolan.

Tuli yang disebabkan oleh paparan kebisingan bersifat irreversible artinya tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu pencegahan sedini mungkin dengan mengurangi paparan kebisingan sangat dianjurkan. Program Konservasi Pendengaran (Hearing Conservation Program) adalah salah satu bentuk nyata untuk mengidentifikasi, mengukur dan membuat langkah-langkah preventif pencegahan terhadap Noise Induced Hearing Loss (NIHL).


Pengukuran Kebisingan

Pengukuran kebisingan mutlak diperlukan untuk mengetahui secara pasti besaran paparan ataupun kekuatan bising yang ada di tempat kerja. Pengukuran kebisingan dapat dilakukan dengan alat yang disebut personal noise dosimeter dan sound level meter. Alat-alat tersebut dapat mengukur jumlah paparan yang diterima pekerja dalam 8 jam kerja serta mengetahui besarnya noise yang ada di tempat kerja.

Personal noise dosimeter dipasang pada pekerja untuk mengukur paparan yang diterimanya dalam 1 hari kerja, sedangkan sound level meter dipasang dekat dengan sumber kebisingan untuk mengetahui besarnya noise yang dihasilkan.

Hasil Pengukuran

Hasil dari pengukuran noise ini ditampilkan dalam tabel dan juga dalam peta yang sering disebut dengan nama kontur kebisingan (noise map). Noise map yang dihasilkan ini dapat dipasang di tempat kerja dan juga dapat menjadi landasan program konservasi pendengaran

  
Health Surveillance
Untuk mengetahui dampak paparan kepada pekerja, maka perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan terkait dengan paparan noise. Pemeriksaan kesehatan ini disebut audiometri. Di mana karyawan yang akan diperiksa pendengarannya dilakuan test di dalam ruangan (booth) kedap suara yang disebut ruang audiometri. Hasil test audiometri ini dapat untuk mengetahui apakah pendengaran karyawan mengalami penurunan kualitas atau tidak.

Layanan ESHRA Consultant

Kami memberikan layanan terpadu kepada klien kami yang meliputi :
1. Pelatihan mengenai Kebisingan
2. Pengukuran Kebisingan (termasuk laporan dan analisa)
3. Pemeriksaan Audiometri (termasuk laporan dan analisa)

Dengan mempergunakan peralatan pengukuran yang terkalibrasi dengan tenaga yang kompeten di bidangnya, maka kami dapat memberikan layanan terbaik. Pemeriksaan pendengaran dengan audiometri juga dapat kami lakukan. Dalam sistem pemeriksaan kesehatan pekerja (health surveillance), pemeriksaan kepada karyawan yang terpapar bising ini masuk dalam kategori Paket C.


Informasi lebih lanjut mengenai layanan kami dan pengaturan jadwal layanan kami dapat menghubungi staff kami di kantor. Quotation dapat kami kirimkan setelah data tentang sumber kebisingan atau lokasi yang akan dilakukan pengukuran telah kami terima. 

Heat Stress (Panas)

Menurut UU No. 1 tahun 1970 “Tempat kerja” ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian yang dengan tempat kerja tersebut.

Bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja antara lain adalah dapat meledak, terbakar,menggigit, beracun, menimbulkan infeksi dan bersuhu tinggi, tertimbun, kejatuhan, tertimpa benda, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok.

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja menerapkan prinsip-prinsip pengendalian bahaya, yang meliputi eliminasi, substitusi, engineering control, administrative control dan penggunaan alat pelindung diri sebagai pilihan terakhir.

Dalam kegiatan penilaian risiko, pengukuran lingkungan merupakan salah satu langkah penting karena dengan pengukuran tersebut dapat memberikan data rinci dan terukut terhadap parameter-parameter bahan-bahan dan/atau bahaya yang terdapat di lingkungan kerja.

Heat Stress

Heat stress terjadi saat upaya tubuh untuk mengendalikan suhu internal mulai tidak berfungsi. Seperti juga suhu udara, faktor-faktor seperti beban kerja, kelembaban dan pakaian yang dikenakan selama kerja dapat memicu terjadinya heat stress. Oleh karena itu, mungkin tidak akan begitu jelas bagi seseorang melewati tempat kerja dan mengetahui bahwa terdapat risiko heat stress.

Bagaimana Tubuh bereaksi terhadap Panas?

Tubuh bereaksi terhadap panas dengan cara meningkatkan aliran darah ke dekat permukaan kulit dan dengan berkeringat. Hasilnya adalah pendinginan sebagai keringat yang menguap dari permukaan tubuh dan panas dbawa ke permukaan tubuh dari dalam dengan meningkatkan aliran darah. Panas juga dapat dihilangkan dengan radiasi dan konveksi dari permukaan tubuh.

 Contoh dari Situasi Heat Stress

Seseorang memakai baju pelindung dan melakukan pekerjaan yang berat dalam lingkungan yang panas dan kondisi yang lembab dapat berada pada risiko heat stress karena :
·         Penguapan keringat terbatas karena tipe baju dan kelembaban lingkungan
·         Panas yang dihasilkan tubuh karena kerja dan tidak cukupnya panas yang hilang, suhu tubuh akan meningkat.
·         Saat suhu tubuh meningkat maka tubuh bereaksi dengan meningkatkan jumlah keringat yang dihasilkan, yang dapat memicu dehidrasi.
·         Detak jantung akan meningkat yang akan memberikan ketegangan pada tubuh.
·         Jika tubuh menerima panas lebih banyak dari pada panas tubuh yang hilang, maka suhu tubuh akan terus naik. Pada akhirnya akan mencapai titik dimana mekanisme pengendalian tubuh akan mulai tidak berfungsi.

Gejala akan bertabah buruk bila bekerja semakin lama dalam kondisi yang sama.

Apakah dampak dari Heat Stress?

Heat stress dapat mempengaruhi individu degan cara yang berbeda-beda, dan beberapa orang dapat lebih rentan dari pada orang lain.

Beberapa gejala yang khas adalah sebagai berikut :

·         Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi;
·         Kram otot;
·         Panas ruam;
·         Sangat haus – gejala akhir dari heat stress;
·         Pingsan
·         Kelelahan karena panas – fatigue, pusing, mual, sakit kepala, kulit lembab;
·         Stroke panas – kulit kering dan panas, kebingungan, kejang-kejang dan akhirnya hilang kesadaran. Ini adalah kondisi yang paling parah dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak terdeteksi pada tahap awal.

Apakah yang saya perlu lakukan terkait heat stress?

Seiring waktu berjalan orang beradaptasi terhadap kondisi panas dengan cara berkeringat lebih banyak, merubah tingkah laku mereka dan berusaha mendinginkan tubuh, misalnya dengan melepaskan baju, minum air dingin, berkipas-kipas, duduk di keteduhan atau tempat yang lebih sejuk, dan/atau mengurangi beban kerja mereka. Namun, dalam banyak situasi kerja perubahan-perubahan tersebut tidak dimungkinkan, misalnya selama pengambilan asbestos.

Dimana ada kemungkinan heat stress terjadi anda harus melakukan Risk Assessment.

Bagaimana saya dapat mengurangi risiko?

Pindahkan atau kurangi sumber panas bilamana mungkin.
  1. Pengendalian suhu dengan mempergunakan cara teknis, seperti misalnya mengganti proses, mempergunakan kipas atau air conditioning, mempergunakan pemisah fisik yang mengurangi paparan panas radiasi
  2. Menyediakan bantuan mekanis bilamana mungkin untuk mengurangi beban kerja
  3. Mengatur jarak kepada paparan panas dengan jalan hanya memperbolehkan pekerja memasuki tempat kerja saat suhu berada di bawah suhu standar kerja atau pada saat yang sejuk, membuat ijin untuk bekerja yang mengkhususkan berapa lama pekerja harusnya bekerja dalam situasi kerja yang berisiko
  4. Memberikan istirahat yang cukup dan fasilitas istirahat di tempat yang lebih dingin
  5. Mencegah dehidrasi. Bekerja di lingkungan yang panas menyebabkan keringat yang membantu orang tetap dingin, namun berarti kehilangan sejumlah air yang harus diganti.. Memberikan air dingin di tempat kerja dan mendorong karyawan untuk sering minum dalam jumlah yang sedikit sebelum, selama (hal ini tidak memungkinkan dalam beberapa situasi seperti misalnya memakai peralatan respirator atau penghilangan asbestos) dan setelah bekerja.
  6. Mempergunakan alat pelindung diri. Pakaian yang didesain khusus tersedia dengan tambahan, misalnya, sistem pendingin personal atau kain yang bisa bernafas. Hal ini dapat membantu melindungi karyawan dalam lingkungan kerja tertentu yang panas. Baju pelindung atau peralatan perlindungan pernafasan seringkali diperlukan saat akan ada paparan lain terhadap bahaya di tempat kerja, misalnya asbestos. Tipe peralatan ini, selain memberikan perlindungan terhadap bahaya lain, dapat meningkatkan risiko heat stress.
  7. Memberikan pelatihan kepada pekerja, terutama karyawan baru dan karyawan muda usia, memberikan informasi kepada mereka tentang risiko heat stress terkait dengan pekerjaan mereka, gejala-gejala yang harus diwaspadai, praktik keselamatan kerja dan prosedur darurat.
  8. Mengijinkan karyawan untuk aklimatisasi terhadap lingkungan kerja mereka dan melakukan identifikasi karyawan mana yang fit untuk bekerja di tempat panas
  9. Mengidentifikasi karyawan yang rentan terhadap heat stress baik karena sakit/kondisi atau pengobatan yang dapat mendorong terjadinya heat stress, misalnya karyawan yang hamil atau karyawan yang mempunyai riwayat jantung. Nasehat dari ahli kesehatan kerja professional atau praktisi medis mungkin diperlukan.
  10. Memantau kondisi kesehatan karyawan berisiko. Bisa saja masih terdapat risiko tersisa setelah implementasi banyak sistem pengendalian panas, anda dapat memantau kesehatan karyawan yang terpapar kepada risiko tersebut. Anda harus mencari nasihat dari professional kesehatan kerja dengan pengetahuan yang baik mengenai lingkungan kerja terkait dengan bekerja di kondisi heat stress


Layanan ESHRA Consultant

Kami memberikan layanan terpadu kepada klien kami yang meliputi :
1.    Pelatihan mengenai Heat Stress
2.    Pengukuran Heat Stress (termasuk laporan dan analisa)
3.    Pemeriksaan Kesehatan untuk Heat Stress (termasuk laporan dan analisa)

Dengan mempergunakan peralatan pengukuran yang terkalibrasi dengan tenaga yang kompeten di bidangnya, maka kami dapat memberikan layanan terbaik. Pemeriksaan Heat Stress lingkungan dengan mempergunakan WBGT. Dalam sistem pemeriksaan kesehatan pekerja (health surveillance), pemeriksaan kepada karyawan yang terpapar panas ini masuk dalam kategori Paket D.

Informasi lebih lanjut mengenai layanan kami dan pengaturan jadwal layanan kami dapat menghubungi staff kami di kantor. Quotation dapat kami kirimkan setelah data tentang sumber panas atau lokasi yang akan dilakukan pengukuran telah kami terima.